Kamis, 30 Oktober 2008

Persahabatan Putri Titian dengan Gita Gutawa

Dimulai dari sebuah produksi serial remaja Cookies tayangan SCTV, persahabatan dua bintang belia ini berlanjut hingga ke dunia nyata. Meski berbeda fokus karir, keduanya berusaha saling mengisi. Seperti apa Gita Gutawa dan Putri Titian merajut persahabatan mereka? Pertemanan Gita Gutawa dan Putri Titian berawal dari keterlibatan mereka dalam satu judul Cookies, Ajari Aku Cinta. Dalam episode itu, Gita dan Tian -begitu Putri Titian biasa disapa- dipasangkan sebagai sahabat.
Hubungan yang awalnya sebatas untuk kepentingan kerja itu semakin akrab seiring tingginya intensitas pertemuan. Lambat

laun, Gita dan Tian mulai menemukan kecocokan dari pribadi masing-masing.

Mungkin banyak perbedaan di antara keduanya. Namun, perbedaan itulah yang membuat persahabatan menjadi lengkap. Saat ini, Tian duduk di bangku kelas 2 SMA. Gita masih 3 SMP. Tian lebih doyan berbicara. Sementara itu, Gita cenderung kalem. Pada waktu senggang, Gita dan Tian kerap menghabiskan waktu bersama. “Kami sering telepon-teleponan dan jalan bareng,” kata Gita.
Keduanya punya hobi yang sama, yaitu nonton film horor dan jalan-jalan di mal. Sebagai artis, keberadaan mereka di pusat keramaian tentu mengundang perhatian orang. Pada saat seperti itulah, kejailan mereka dipraktikkan. “Kalau Gita lagi sibuk sama fans, aku pura-pura ngobrol sama teman yang lain dan langsung kabur,” papar Tian mengundang tawa Gita.
Jika sudah ngobrol, Gita dan Tian mengaku bisa lupa waktu. Banyak hal yang mereka
bicarakan. Mulai karir hingga masalah pribadi. “Semuanya diceritain. Nggak ada yang disembunyiin,” ujar Gita. “Soal sekolah jarang diomongin. Sudah bosan. Kalau sudah berdua, heboh-hebohan bareng. Soal yang lain sudah nggak ingat,” sambung Tian.
“Aku lebih banyak nyanyi, Tian sinetron. Sering tanya-tanya soal kerjaan dan ngasih masukan. Aku belajar akting sama Tian,” ujar Gita. Tian tidak mau kalah. Dia malah mengaku sebagai salah seorang fans Gita. “Aku sih pengin les nyanyi sama dia. Tapi mahal nggak ya,” goda Tian.
Sayang, kebersamaan mereka harus dibatasi kesibukan sekolah dan pekerjaan. Disinggung soal itu, Gita dan Tian malah saling tuduh. “Dia nih yang paling sibuk,” tukas Tian menunjuk Gita. “Nggak, bikin janji sama dia yang susah,” tepis Gita yang lahir di Jakarta, 11 Agustus 1993.
Bagaimana Gita di mata Tian dan sebaliknya? “Baik banget jelas. Gita orangnya nggak ribet. Kekurangannya hampir nggak ada,” kata Tian. “Tuh Git, gue ngangkat lo nih,” lanjutnya menggoda Gita. Tawa keduanya kembali meledak.
Bagi Gita, Tian adalah sosok teman yang terampil memecah kesunyian. “Kalau ada dia seru. Ramai. Apa saja diomongin. Kalau dia nggak ada, bisa sepi,” ungkap putri komposer kenamaan Erwin Gutawa itu.
Persahabatan mereka tentu tidak luput dari selisih paham. Namun, jelas Tian, apa pun masalah di antara mereka tidak pernah berkembang menjadi permusuhan. “Kami sih santai banget. Apalagi kalau bercanda. Nggak ketahuan mana yang berantem mana yang nggak,” tutur Tian yang lahir di Palembang, 7 April 1991.

Persahabatan yang Seperti Bintang


"Ke Bali yuk!" ajak lala. Ide-idenya memang selalu di luar dugaan, tapi kali ini tiga temannya nggak nyangka dia bakal segila ini.

"Hah? Naik apa?" tanya April, berhubung mobilnyalah yang biasa jadi transportasi mereka berempat.

"Mobil lo dong!" jawab Lala ringan.

Kontan semua nolak. Niken sudah punya rencana sendiri dengan pacar baru yang disembunyiin dari teman-temannya. Mandy yang atlet renang, harus rutin latihan renang karena bakal ada perlombaan. April sulit minta izin sama ortunya, ke sekolah aja urusannya panjang, apalagi ke Bali! Cewek semua lagi!


Ternyata dimenit-menit terakhir, empat sahabat itu malah menyanggupi tantangan Lala. Alasan mereka sama: mereka mungkin tidak akan bisa berlibur bareng lagi, semua kan bakal kuliah di tempat yang berbeda, semua kan bakal kuliah di tempat yang berbeda.

Dimulailah perjalanan liburan yang diwarnai dengan ketawa-ketawa, foto-foto dan cerita seru sepanjang jalan, namun kemudian satu demi satu rahasia terbongkar.
Persahabatan mereka terancam hancur, masing-masing marah karena merasa dibohongi. Ternyata Lala lari dari rumah karena kesal orangtuanya akan bercerai. Niken sedang menjauhi cowok baru rahasianya karena curiga si cowok selingkuh dengan cewek lain. Mandy memutuskan untuk berhenti renang. April yang tidak punya rahasia, ikut-ikutan terkena omelan.

Apakah mereka bisa kembali menggapai bintang persahabatan? Bisakah empat sahabat ini menjadi seperti bintang, yang akan tetap ada meski apa pun yang terjadi...? Yang jelas buku ini bikin kamu semua jadi ngerti kalo persabatan tuh penting banget kapanpun and dimanapun. Makanya buruan beli, baca, and keep your Friendship!!

Kamis, 23 Oktober 2008

Dari Persahabatan jadi NIDJI

Nidji atau The Nidji adalah grup musik dengan komposisi enam orang asal Jakarta, terdiri atas Giring (vokal), Rama dan Ariel (guitar), Adrie (drum), Andro (bass) dan Run-D (keyboard).

Nama Nidji merupakan penyempurnaan dari kata NIJI yang diambil dari bahasa Jepang yang berarti pelangi. Nidji dapat diartikan sebagai ikatan warna dan konsep lagu yang merefleksikan warna musik mereka yang beragam.

Terbentuknya Nidji berawal dari persahabatan antara
Rama dan Andro. Persahabatan mereka berkembang terus baik dalam keseharian maupun di dunia musik, sampai akhirnya menciptakan lagu berjudul Maria. Namun sayang lagu itu belum ada vokalisnya. Keduanya kemudian bertemu dengan Giring yang selanjutnya dinobatkan sebagai vokalis Nidji dan membawakan lagu tersebut.

Berikutnya, Adri yang telah sekian lama membantu Nidji secara part time menempati posisi sebagai drummer.

Pada Februari 2002, terbentuklah Nidji dalam formasi awal, yang kemudian pada April 2005, Nidji menambah personilnya sehingga berjumlah enam orang, yaitu seorang keyboardist bernama Randy yang merupakan sahabat dari Giring.

Persahabatan Para Laskar Pelangi

Persahabatan ternyata tidak hanya ada di kota2 besar. Tidak hanya antar anak orang kaya yang rajin saling traktir. Tapi juga ada di sebuah sekolah tua yang ada nun jauh di antara hutan2 yg msih penuh binatang liar. Dan itu yang terjadi pada kesepuluh anak2 melayu yang selalu punya semangat untuk datang ke sekolah walau harus menempuh jarak berpuluh-puluh kilometer.
Ini kisah nyata tentang sepuluh anak kampung di Pulau Belitong, Sumatera.


Mereka bersekolah di sebuah SD yang bangunannya nyaris rubuh dan kalau malam jadi kandang ternak. Sekolah itu nyaris ditutup karena muridnya tidak sampai sepuluh sebagai persyaratan minimal.

Pada hari pendaftaran murid baru, kepala sekolah dan ibu guru satu-satunya yang mengajar di SD itu tegang. Sebab sampai siang jumlah murid baru sembilan. Kepala sekolah bahkan sudah menyiapkan naskah pidato penutupan SD tersebut. Namun pada saat kritis, seorang ibu mendaftarkan anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. Semua gembira. Harun, nama anak itu, menyelamatkan SD tersebut. Sekolah pun tak jadi ditutup walau sepanjang beroperasi muridnya cuma sebelas.
Kisah luar biasa tentang anak-anak Pulau Belitong itu diangkat dalam novel dengan judul 'Laskar Pelangi' oleh Andrea Hirata, salah satu dari sepuluh anak itu. Di buku tersebut Andrea mengangkat cerita bagaimana semangat anak-anak kampung miskin itu belajar dalam segala keterbatasan. Mereka bersekolah tanpa alas kaki, baju tanpa kancing, atap sekolah yang bocor jika hujan, dan papan tulis yang berlubang hingga terpaksa ditambal dengan poster Rhoma Irama.
Andrea sendiri mengaku novel itu awalnya hanya merupakan catatan kenangannya terhadap masa kecilnya di Belitong. Dia selalu teringat sahabat-sahabatnya di masa kecil, terutama Lintang. Sebab tokoh Lintang merupakan murid yang cerdas dan penuh semangat walau hidup dalam kemiskinan. Setiap hari Lintang harus mengayuh sepeda tua yang sering putus rantainya ke sekolah. Pulang pergi sejauh 80 km. Bahkan harus melewati sungai yang banyak buayanya.
Sayang, cita-cita Lintang untuk bisa sekolah ke luar negeri, seperti yang sering didorong oleh guru mereka, terpaksa kandas. Lintang bahkan tak tamat SMP karena orangtuanya yang nelayan tidak mampu membiayai. »Lintang adalah sosok yang menginspirasi saya. Karena itu, saya bertekad meneruskan cita-cita Lintang,» ujar Andrea, yang sekian puluh tahun kemudian berhasil mendapat beasiswa sekolah keSorbonne, Prancis.
Dan dari kisah ini pula kita dapat mengetahui betapa persahabatan begitu berarti bahkan bagi orang yang nyaris tak punya mimpi. Tapi justru karena persahabatan itulah kita bisa mewujudkan mimpi kita bersama atau tanpa sahabat. Karena dia akan selalu mendukung kita dimana pun dia.

Senin, 06 Oktober 2008

Lebaran Bingung!!!

Seperti taon2 sebelumnya,,
Lebaran kali ini aku n keluarga ngabisin waktu di Gresik (tempat ibunya mama)
Kita biasa berangkat dari Malang saat malam Lebaran
N baru pulang 5 hari ampe 1 minggu setelah hari raya..
Semua sama n tetep jadi rutinitas yang asyik menurutku
Coz aku belum tentu ketemu keluarga besar mama-papa yang di Gresik, Surabaya, n Lamongan kalo gak Hari Raya..

Selain itu, hari terakhir aku Mudik, keluarga besar mama (termasuk aku)
pergi ke Masjid Al-Akbar (Masjid Agung) Surabaya buat hadir di acara
IKKAD alias Ikatan Keluarga Kyai Abdul Djabbar
Kadang aku heran “Aku ini turunan Kyai tapi kok gak ada alim2nya ya?”
He..he..he..
Aku pikir, ini cuma Halal bi Halal biasa sama kakak-kakak n adek-adeknya nenekku yang emang diadakan tiap lebaran,,
Ternyata ini dihadiri juga sama sepupu2nya nenekku

Cerita singkatnya (karena aku gak mungkin cerita apa yang terjadi selama 3 jam disana kan?)..
Acara ini dihadiri sama sekitar 3.700 orang yang semuanya SODARAKU!!
Itu belum termasuk yang gak dateng lho!!
Kalo diitung sama yang gak dateng anggotanya 3.899 orang!!
Tapi,,dari sekian banyak orang aku lebih banyak yang gak kenal daripada yang kenal!
Itupun Cuma keluarga deketnya nenekku ajah
He..he..he..

BINGUNG!!
Segitu banyak sodara tapi gak ada yang kenal!
Ternyata dari satu orang (Eyangnya Nenekku alias Embah Canggahku) bisa jadi beribu-ribu orang!!
Aku juga dikasih silsilah keluarganya lho!!
Ampe dibukukan setebal 106 halaman!!

Tapi tiba2 aku liat satu orang yang aku kenal..
Aku liatin,,terus. N…aku inget!!
Itu kan temen waktu aku masih sekolah di MTsN Malang I!!
Namanya Rossa, anaknya Bu Titin (guru di MTsN Malang I juga)!
Terus aku sama mama deket2 sama mreka buat ngeyakinin kalo mereka emang mereka yang aku maksud.
Ternyata iya! Aku langsung sapa mereka n salaman. Dan mereka emang masih sodara sama aku. Hebat ya?? Dunia sempiiit banget!
Tapi seneng ternyata aku punya sodara yang sama2 jauh dari tempat asal kita di sekitar Gresik.
He..he..he..
Lebaran kalian juga pada bikin seneng kan??



*vidh*