Hubungan yang awalnya sebatas untuk kepentingan kerja itu semakin akrab seiring tingginya intensitas pertemuan. Lambat
laun, Gita dan Tian mulai menemukan kecocokan dari pribadi masing-masing.
Mungkin banyak perbedaan di antara keduanya. Namun, perbedaan itulah yang membuat persahabatan menjadi lengkap. Saat ini, Tian duduk di bangku kelas 2 SMA. Gita masih 3 SMP. Tian lebih doyan berbicara. Sementara itu, Gita cenderung kalem. Pada waktu senggang, Gita dan Tian kerap menghabiskan waktu bersama. “Kami sering telepon-teleponan dan jalan bareng,” kata Gita.
Keduanya punya hobi yang sama, yaitu nonton film horor dan jalan-jalan di mal. Sebagai artis, keberadaan mereka di pusat keramaian tentu mengundang perhatian orang. Pada saat seperti itulah, kejailan mereka dipraktikkan. “Kalau Gita lagi sibuk sama fans, aku pura-pura ngobrol sama teman yang lain dan langsung kabur,” papar Tian mengundang tawa Gita.
Jika sudah ngobrol, Gita dan Tian mengaku bisa lupa waktu. Banyak hal yang mereka bicarakan. Mulai karir hingga masalah pribadi. “Semuanya diceritain. Nggak ada yang disembunyiin,” ujar Gita. “Soal sekolah jarang diomongin. Sudah bosan. Kalau sudah berdua, heboh-hebohan bareng. Soal yang lain sudah nggak ingat,” sambung Tian.
“Aku lebih banyak nyanyi, Tian sinetron. Sering tanya-tanya soal kerjaan dan ngasih masukan. Aku belajar akting sama Tian,” ujar Gita. Tian tidak mau kalah. Dia malah mengaku sebagai salah seorang fans Gita. “Aku sih pengin les nyanyi sama dia. Tapi mahal nggak ya,” goda Tian.
Sayang, kebersamaan mereka harus dibatasi kesibukan sekolah dan pekerjaan. Disinggung soal itu, Gita dan Tian malah saling tuduh. “Dia nih yang paling sibuk,” tukas Tian menunjuk Gita. “Nggak, bikin janji sama dia yang susah,” tepis Gita yang lahir di Jakarta, 11 Agustus 1993.
Bagaimana Gita di mata Tian dan sebaliknya? “Baik banget jelas. Gita orangnya nggak ribet. Kekurangannya hampir nggak ada,” kata Tian. “Tuh Git, gue ngangkat lo nih,” lanjutnya menggoda Gita. Tawa keduanya kembali meledak.
Bagi Gita, Tian adalah sosok teman yang terampil memecah kesunyian. “Kalau ada dia seru. Ramai. Apa saja diomongin. Kalau dia nggak ada, bisa sepi,” ungkap putri komposer kenamaan Erwin Gutawa itu.
Persahabatan mereka tentu tidak luput dari selisih paham. Namun, jelas Tian, apa pun masalah di antara mereka tidak pernah berkembang menjadi permusuhan. “Kami sih santai banget. Apalagi kalau bercanda. Nggak ketahuan mana yang berantem mana yang nggak,” tutur Tian yang lahir di Palembang, 7 April 1991.
0 komentar:
Posting Komentar